Minggu, 13 Maret 2011

Neraca Pembayaran,Pendapatan Nasional GNP dan GDP


BAB I
Pendahuluan
Tingkat kesejahteraan masyarakat, dilihat dari aspek ekonominya , dapat diukur dengan pendapatan nasional (PN) perkapita. Untuk dapat meningkatkan PN , pertumbuhan ekonomi, diukur dengan pertumbuhan PDB , menjadi salah satu target penting  yang harus dicapai dalam pembangunan ekonomi. Oleh karena itu,tidak heran  jika pada awal pembangunan ekonomi , umumnya di banyak negara perencanaan pembangunan ekonomi lebih berorientasi pada pertumbuhan ,bukan distribusi pendapatan.berikut kita bahas lebih lanjut mengenai Pendapatan nasional,GNP  dan GDP.

BAB II
Pembahasan
Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran, merupakan informasi keadaan keuangan satu negara secara umum. Jika negara tersebut memiliki kondisi yang surplus berati negara tersebut memiliki cadangan devisa yang besar.Cadangan itu digunakan untuk kegiatan transaksi perdagangan luar negri.Cadangan ini untuk membiayai impor barang-barang dari luar negri.Semakin besar cadangan suatu negara berati semakin sehat negara itu, karena mampu membeli barang lebih banyak.
Pendapatan nasional
Ada dua arti Pendapatan nasional(PN),yakni arti sempit dan arti luas.dalam arti sempit,Pendapatan nasional adalah pendapatan nasional.Sedangkan dalam arti luas,PN dapat merujuk ke Produk Domestik bruto (PDB),atau merujuk ke produk nasional bruto (PNB),atau ke produk nasional neto (PNN). Jadi, pendapatan nasional adalah total produksi barang/ jasa yang dihasilkan oleh masyarakat di suatu negara pada satu waktu tertentu.
Sesuai Metode yang setandar,Perhitungan PN diawali dengan perhitungan PDB.Hubungan antara PDB dan PN dapat dijelaskan melalui beberapa persamaan sederhana sebagai berikut.
            PNB = PDB + F
            PNN = PNB – D
            PN = PNN-Ttl
Ket : F = pendapatan neto atas faktor luar negeri
         D = penyusutan
        Ttl = pajak tak langsung neto ( variabel-variabel lainnya telah dijelaskan di dalam teks)
Jika tiga persamaan di atas digabungkan,akan didapat persamaan berikut.
            PDB = PN + D – F    atau   PN=PDB + F – D – Ttl

Gross Domestic Product (GDP)

Gross Domestic Product (GDP) adalah penghitungan yang digunakan oleh suatu negara sebagai ukuran utama bagi aktivitas perekonomian nasionalnya, tetapi pada dasarnya GDP mengukur seluruh volume produksi dari suatu wilayah (negara) secara geografis.

Sedangkan menurut McEachern (2000:146), GDP artinya mengukur nilai pasar dari barang dan jasa akhir yang diproduksi oleh sumber daya yang berada dalam suatu negara selama jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun. GDP juga dapat digunakan untuk mempelajari perekonomian dari waktu ke waktu atau untuk membandingkan beberapa perekonomian pada suatu saat.

Gross domestic product hanya mencakup barang dan jasa akhir, yaitu barang dan jasa yang dijual kepada pengguna yang terakhir. Untuk barang dan jasa yang dibeli untuk diproses lagi dan dijual lagi (Barang dan jasa intermediate) tidak dimasukkan dalam GDP untuk menghindari masalah double counting atau penghitungan ganda, yaitu menghitung suatu produk lebih dari satu kali.

Contohnya, grosir membeli sekaleng tuna seharga Rp 6.000,- dan menjualnya seharga Rp 9.000,-. Jika GDP menghitung kedua transaksi tersebut , Rp 6.000,- dan Rp 9.000,-, maka sekaleng tuna itu dihitung senilai Rp 15.000,- (lebih besar daripada nilai akhirnya). Jadi, GDP hanya menghitung nilai akhir dari suatu produk yaitu sebesar Rp 9.000,-. Untuk barang yang diperjual-belikan berulang kali (second-hand) tidak dihitung dalam GDP karena barang tersebut telah dihitung pada saat diproduksi. (2000:146-147).

Tipe-tipe GDP
Ada dua tipe GDP, yaitu :
1)  GDP dengan harga berlaku atau GDP nominal, yaitu nilai barang dan jasa yang dihasilkan     suatu negara dalam suatu tahun dinilai menurut harga yang berlaku pada tahun tersebut.

2) GDP dengan harga tetap atau GDP riil, yaitu nilai barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara dalam suatu tahun dinilai menurut harga yang berlaku pada suatu tahun tertentu yang seterusnya digunakan untuk menilai barang dan jasa yang dihasilkan pada tahun-tahun lain Angka-angka GDP merupakan hasil perkalian jumlah produksi (Q) dan
harga (P), kalau harga-harga naik dari tahun ke tahun karena inflasi, maka besarnya GDP akan naik pula, tetapi belum tentu kenaikan tersebut menunjukkan jumlah produksi (GDP riil). Mungkin kenaikan GDP hanya disebabkan oleh kenaikan harga saja, sedangkan volume produksi tetap atau merosot.

Perhitungan GDP

Menurut McEachern (2000:147) ada dua macam pendekatan yang digunakan dalam perhitungan GDP, yaitu:
1. Pendekatan pengeluaran, menjumlahkan seluruh pengeluaran agregat pada seluruh barang dan jasa akhir yang diproduksi selama satu tahun.
2. Pendekatan pendapatan, menjumlahkan seluruh pendapatan agregat yang diterima selama satu tahun oleh mereka yang memproduksi output tersebut.

GDP berdasarkan Pendekatan Pengeluaran.

Menurut McEachern (2000:149) untuk memahami pendekatan pengeluaran pada GDP, kita membagi pengeluaran agregat menjadi empat komponen, konsumsi, investasi, pembelian pemerintah, dan ekspor netto. Kita akan membahasnya satu per satu.
1. Konsumsi, atau secara lebih spesifik pengeluaran konsumsi perorangan, adalah pembelian barang dan jasa akhir oleh rumah tangga selama satu tahun. Contohnya : dry cleaning, potong rambut, perjalanan udara, dsb.

2. Investasi, atau secara lebih spesifik investasi domestik swasta bruto, adalah belanja pada barang kapital baru dan tambahan untuk persediaan.
Contohnya : bangunan dan mesin baru yang dibeli perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa.

3. Pembelian pemerintah, atau secara lebih spesifik konsumsi dan investasi bruto pemerintah, mencakup semua belanja semua tingkat pemerintahan pada barang dan jasa, dari pembersihan jalan sampai pembersihan ruang pengadilan, dari buku perpustakaan sampai upah petugas perpustakaan. Di dalam pembelian pemerintah ini tidak mencakup keamanan sosial, bantuan kesejahteraan, dan asuransi pengangguran. Karena pembayaran tersebut mencerminkan bantuan pemerintah kepada penerimanya dan tidak mencerminkan pembelian pemerintah.

4. Ekspor netto, sama dengan nilai ekspor barang dan jasa suatu negara dikurangi dengan impor barang dan jasa negara tersebut. Ekspor netto tidak hanya meliputi nilai perdagangan barang tetapi juga jasa.

Dalam pendekatan pengeluaran, pengeluaran agregat negara sama dengan penjumlahan konsumsi, C, investasi, I, pembelian pemerintah, G, dan ekspor netto, yaitu nilai ekspor, X, dikurangi dengan nilai impor, M, atau (X-M).
Penjumlahan komponen tersebut menghasilkan pengeluaran agregat, atau GDP:
C + I + G + (X-M) = Pengeluaran agregat = GDP

GDP berdasarkan Pendekatan Pendapatan.

Menurut McEachern (2000:151) pendapatan agregat sama dengan penjumlahan semua pendaptan yang diterima pemilik sumber daya dalam perekonomian (karena sumber dayanya digunakan dalam proses produksi). Sistem pembukuan double-entry dapat memastikan bahwa nilai output agregat sama dengan pendapatan agregat yang dibayarkan untuk sumber daya yang digunakan dalam produksi output tersebut: yaitu upah, bunga, sewa, dan laba dari produksi.
Jadi kita dapat mengatakan bahwa:

Pengeluaran agregat = GDP = Pendapatan agregat

Suatu produk jadi biasanya diproses oleh beberapa perusahaan dalam perjalanannya menuju konsumen. Meja kayu, misalnya, mulanya sebagai kayu mentah, kemudian dipotong oleh perusahaan pertama, dipotong sesuai kebutuhan mebel oleh perusahaan kedua, dibuat meja oleh perusahaan ketiga, dan dijual oleh perusahaan keempat. Double counting dihindari dengan cara hanya memperhitungkan nilai pasar dari meja pada saat dijual kepada pengguna akhir atau dengan cara menghitung nilai tambah pada setiap tahap produksi. Nilai tambah dari setiap perusahaan sama dengan harga jual barang perusahaan tersebut dikurangi dengan jumlah yang dibayarkan atas input perusahaan lain.

Nilai tambah dari tiap tahap mencerminkan pendapatan atas pemilik sumber daya pada tahap yang bersangkutan. Penjumlahan nilai tambah pada semua tahap produksi sama dengan nilai pasar barang akhir, dan penjumlahan nilai tambah seluruh barang dan jasa akhir adalah sama dengan GDP berdasarkan pendekatan pendapatan.

Gross national product (GNP )
GNP adalah menghitung pendapatan nasional dari jumlah seluruh produksi yang dihasilkan oleh masyarakat indonesia,baik itu di dalam maupun diluar negeri.GNP dapat dihitung bedasarkan konsep kewarganegaraan.
GNP = GDP + Net Factors Income From Abroad
Net Factors Income From Abroad adalah Selisih dari pendapatan masyarakat domestik dari factor produksi yang dimiliki di luar negri dengan pendapatan warga negara asing dari faktor produksi yang dimilikinya didalam negri suatu negara.

BAB III
Kesimpulan
Pertumbuhan ekonomi meliputi beberapa faktor karena pemenuhan konsumsi dan kesempatan kerja itu sendiri hanya bisa dicapai dengan peningkatan output agregat atau Pdb yang terus menerus.Dala pemahaman ekonomi makro ,pertumbuhan ekoomi adalh penambahan PDB yang berati peningkatan PN.
.Pendapatan Nasional dapat merujuk ke Produk GDP,atau merujuk ke produk nasional bruto (PNB),atau ke produk nasional neto (PNN). GDP artinya mengukur nilai pasar dari barang dan jasa akhir yang diproduksi oleh sumber daya yang berada dalam suatu negara selama jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun. GDP juga dapat digunakan untuk mempelajari perekonomian dari waktu ke waktu atau untuk membandingkan beberapa perekonomian pada suatu saat.sedang kan GNP adalah menghitung pendapatan nasional dari jumlah seluruh produksi yang dihasilkan oleh masyarakat indonesia,baik itu di dalam maupun diluar negeri.GNP dapat dihitung bedasarkan konsep kewarganegaraan.

 
Daftar Pustaka

Tambunan , Tulus T.H. 2009.”Perekonomian Indonesia” Ghalia
http://wikipedia.org

1 komentar: